Sabtu, 12 Mei 2012

JURNAL : PELAKSANAAN PERLOMBAAN DESA DAN KELURAHAN KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2012

 Oleh : Imam Yudhianto Soetopo, SH, SE, MM
(Tim Perlombaan Desa dan Kelurahan Kabupaten Magetan)

Lomba Desa dan Pembangunan Masyarakat
Hakekat Pembangunan Indonesia secara tersirat didefinisikan sebagai pembangunan manusia seutuhnya baik lahir maupun bathin yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat baik aspek idiologi, Politik, Sosial, Budaya, Agama, Pertahanan dan Keamanan.
Pembangunan dalam arti luas, pada dasarnya menjadi tanggung jawab bersama antara seluruh warga masyarakat, kelompok yang berkepentingan dan pemerintah. Interaksi antara pemerintah dan masyarakat diharapkan sedemikian rupa dapat berinteraksi secara terpadu sehingga mampu menggugah partisipasi, swadaya dan keterlibatan seluruh unsur masyarakat dalam tiap tahapan pembangunan itu sendiri. Dengan demikian kepentingan masyarakat tentunya akan menjadi pertaruhan, pembahasan hangat, dan bahkan akan selalu bergulir sebagai prioritas utama dalam pencapaian mufakat pada forum-forum perencanaan pembangunan.
Secara etis dan sosiologis, partisipasi masyarakat tersebut sangat penting artinya dalam tahap dan proses pembangunan yang sustainable (berkelanjutan). Secara etis, pembangunan harus memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi sebagai pelaku pembangunan bukan hanya obyek pembangunan. Sedangkan secara sosiologis, keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan akan ditentukan oleh keterlibatan masyarakat dengan segenap sumberdayanya. Partisipasi dapat diartikan sebagai keikutsertaan dalam sesuatu kegiatan pembangunan. Berdasarkan pengertian ini, maka dapat difahami bahwa berbagai macam faktor akan terlibat dan mempengaruhi eksistensi partisipasi masyarakat dalam pembangunan tersebut.
Beberapa faktor penting yang terindikasi dapat mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan antara lain, latar belakang pendidikan, komunikasi dengan dunia luar dan kepercayaan masyarakat terhadap implementasi regulasi dan kebijakan pembangunan. Pendidikan akan membuat orang berpandangan lebih luas, berpikir dan bertindak secara rasional dan akan membentuk skill (ketrampilan) yang dapat diandalkan. Dengan demikian, latar belakang pendidikan seseorang akan menentukan dan mempengaruhi jangkauannya ke masa depan. Wawasan ke masa depan inilah yang pada hakekatnya akan mempengaruhi tingkat partisipasinya dalam pembangunan, yang dianggapnya mampu memperbaiki keadaan daerahnya di masa yang akan datang.
Kepercayaan masyarakat terhadap implementasi regulasi kebijakan pembangunan menjadi modal dasar yang sangat penting dalam menentukan tingkat partisipasi. Kepercayaan masyarakat ini bisa muncul setelah melakukan observasi atas bukti-bukti nyata atau karena keyakinan terhadap aparat pelaksana kebijakan atau juga keyakinan atas para pengambil kebijakan pembangunan di wilayahnya. Dengan demikian pandangan masyarakat terhadap segenap tingkah polah aparat pemerintah  akan menjadi kunci penting bagi peningkatan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pembangunan yang dilaksanakan.