(Tim Perlombaan Desa dan Kelurahan Kabupaten Magetan)
Hakekat Pembangunan
Indonesia secara tersirat didefinisikan sebagai pembangunan manusia
seutuhnya baik lahir maupun bathin yang mencakup seluruh
aspek kehidupan masyarakat baik aspek idiologi,
Politik, Sosial, Budaya, Agama, Pertahanan dan Keamanan.
Pembangunan dalam arti luas, pada
dasarnya menjadi tanggung jawab bersama antara seluruh warga masyarakat, kelompok yang berkepentingan dan pemerintah. Interaksi antara
pemerintah dan masyarakat diharapkan sedemikian rupa dapat berinteraksi secara terpadu sehingga mampu menggugah partisipasi, swadaya dan keterlibatan seluruh unsur masyarakat dalam tiap tahapan pembangunan itu sendiri.
Dengan demikian kepentingan masyarakat tentunya akan
menjadi pertaruhan, pembahasan hangat, dan bahkan akan selalu bergulir sebagai prioritas utama dalam
pencapaian mufakat pada forum-forum perencanaan pembangunan.
Secara etis dan
sosiologis, partisipasi masyarakat tersebut sangat penting artinya dalam tahap dan proses
pembangunan yang sustainable (berkelanjutan).
Secara etis, pembangunan harus memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi
sebagai pelaku pembangunan bukan hanya obyek
pembangunan.
Sedangkan secara sosiologis, keberhasilan pembangunan yang berkelanjutan akan
ditentukan oleh keterlibatan masyarakat dengan segenap sumberdayanya.
Partisipasi dapat diartikan sebagai keikutsertaan dalam sesuatu kegiatan
pembangunan. Berdasarkan pengertian ini, maka dapat difahami bahwa
berbagai macam faktor akan terlibat dan
mempengaruhi eksistensi partisipasi masyarakat dalam pembangunan tersebut.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKumNboH75ICQsg708KWJhlArN1NTSnkGm6DpMGpoOHtq3GwRkMIwPcO8tP0uVbmbPIp2_S23zF5566fpobDn0Py3Y24y41kRZxJxvokwJJy4tKMyABpXHnZC35k5OxQclEewPpqHdMlRE/s320/L69.jpg)
Kepercayaan masyarakat
terhadap implementasi regulasi kebijakan pembangunan menjadi modal
dasar yang sangat penting dalam menentukan tingkat partisipasi. Kepercayaan
masyarakat ini bisa muncul setelah melakukan observasi atas
bukti-bukti nyata atau karena keyakinan terhadap aparat pelaksana kebijakan
atau juga keyakinan atas para pengambil kebijakan pembangunan di wilayahnya.
Dengan demikian pandangan masyarakat terhadap segenap tingkah polah aparat
pemerintah akan menjadi kunci penting
bagi peningkatan partisipasi masyarakat
dalam berbagai kegiatan pembangunan yang dilaksanakan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilXw4L5kQRJu_44OtB8PD-1iu3_NUE3e5MG0J2mD1EsyzvTQslNJufNbb6mbIOOCBUTuRc57dxJaeAXytfhm5eFf62mP0f5Dnvd4762BtMFtdVGCdaQghsgIBMm9dmDHMi1SMN4MZe7zt2/s320/L77.jpg)
Perlombaan Desa dan Kelurahan secara teoritik, bertujuan
untuk mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan serta
untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan di Desa dan Kelurahan
dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir dengan melihat pada orisinalitas
gagasan, kreatifitas, aktifitas, motifasi, serta semangat swadaya gotong royong masyarakat.
Adapun evaluasi keberhasilan usaha-usaha masyarakat dalam pembangunan
desa dan kelurahan dinilai
dari lonjakan perkembangan beberapa aspek vital kehidupan masyarakat, antara lain : Bidang Pendidikan,
Kesehatan, Ekonomi, Keamanan dan Ketertiban, Partisipasi Masyarakat,
Pemerintahan Desa dan Kelurahan, Kelembagaan Masyarakat dan PKK.
Menurut penulis, secara
praktik momen perlombaan desa sebenarnya lebih diartikan sebagai upaya meningkatkan semangat keterpaduan,
peningkatan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pembangunan, dan sebagai
wujud pembenahan kondisi umum pemerintahan desa dan kelurahan.
Pelaksanaan
Perlombaan Desa dan Kelurahan di Kabupaten Magetan
Dicanangkannya berbagai slogan dan
regulasi otonomi daerah oleh pemerintah, membawa konsekuensi logis bagi Daerah
untuk semakin giat membangun dan berkembang atas kemampuan sendiri dan mampu
mendongkrak peningkatan grafik ekonomi daerah serta mampu untuk menjalankan
otonomi secara nyata luas dan bertanggungjawab.
Sebenarnya, inti otonomi daerah adalah penyerahan kewenangan dari
Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, yang meliputi beberapa hal berikut :
a. Decision Making
Process Outhority (Kewenangan dalam Proses Pengambilan Keputusan)
b. Priority Development
Scale (Penyusunan Skala Prioritas Pembangunan)
c. Empowerment
(Pemberdayaan)
d. Synergetic Activity
(Aktivitas yang Tersinergi)
e. Networking (Jaringan
Komunikasi Luas dan Koordinasi yang Mantap)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmo_LqLg7jxNI_xzwahclGzhho9nxIc-KXyQu8Z3mjgsKs5UBFpp9jt-ousKQnKjFVlmpHGoNC1pDSWv8KcX_DNNxRqhZmTcjwUnhzcxq9Tc4ken4xJeAiPKYZPfxyRQ8YwgbpVpgUJ5ku/s320/L6.jpg)
Lomba desa adalah salah satu wujud
dari implementasi evaluasi terhadap kemampuan daerah dalam memberdayakan
masyarakat dan pemerintah desa / kelurahan. Melalui tahapan tahapannya
diharapkan lomba desa dapat menjadi alat pengungkit partisipasi masyarakat dalam
pembangunan perdesaan.
Sesuai dengan
Permendagri 13 tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Perlombaan Desa dan
Kelurahan, lomba desa di Kabupaten Magetan dilaksanakan dalam dua tahap. Yang pertama
tahap perlombaan di tingkat kecamatan, dan yang kedua tahap di tingkat
kabupaten. Pada masing masing tahapan dilaksanakan tiga jenis seleksi, yakni :
1.
Seleksi
Administrasi
2.
Seleksi
Presentasi, dan
3.
Seleksi
Kunjung Lapang
Penilaian Lomba Desa didasarkan
pada evaluasi 8 (delapan) indikator yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, keamanan dan ketertiban, partisipasi
masyarakat, pemerintahan desa dan kelurahan, kelembagaan masyarakat dan PKK, dengan sumber analisis
data yang dihimpun dari profil Desa / Kelurahan Tahun 2010 dan Tahun 2011.
Adapun sebagai kelengkapan lainnya dinilai pula indikator tambahan yang meliputi
:
a.
Indikator
Inisiatif dan Kreatifitas Daerah / Kecamatan / Desa dalam keberdayaan
masyarakat dan pemerintah Desa dan Kelurahan.
b. Indikator Tingkat Kepatuhan Terhadap Kebijakan Penyelenggaraan Pemerintah, serta
c. Indikator Kinerja Kepala Desa beserta perangkat dalam Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
dan Kelurahan
Pada tahun 2012
ini, desa dan kelurahan yang mengikuti perlombaan, antara lain :
No.
|
Kecamatan
|
Desa/Kelurahan
|
1.
|
Poncol
|
Plangkrongan
|
2.
|
Plaosan
|
Bogoarum
|
3.
|
Magetan
|
Tawanganom
|
4.
|
Parang
|
Bungkuk
|
5.
|
Lembeyan
|
Pupus
|
6.
|
Kawedanan
|
Selorejo
|
7.
|
Nguntonadi
|
Semen
|
8.
|
Bendo
|
Kleco
|
9.
|
Ngariboyo
|
Pendem
|
10.
|
Karas
|
Botok
|
11.
|
Barat
|
Tebon
|
12.
|
Panekan
|
Manjung
|
13.
|
Maospati
|
Ronowijayan
|
14.
|
Karangrejo
|
Grabahan
|
15.
|
Kartoharjo
|
Sukowidi
|
16.
|
Takeran
|
Kerang
|
17.
|
Sukomoro
|
Pojoksari
|
18.
|
Sidorejo
|
Campursari
|
Setelah melalui serangkaian
penilaian baik administrasi, presentasi maupun melihat langsung kondisi di
lapangan yang dilanjutkan dengan rapat koordinasi penentuan hasil, maka Tim Lomba
Desa / Kelurahan Kabupaten Magetan menentukan urutan nilai sebagai berikut :
Urutan Juara Lomba Desa Kabupaten Magetan Tahun 2012
|
||||
a.
|
Juara I
|
Desa Plangkrongan
|
Kec. Poncol
|
Nilai 1.494
|
b.
|
Juara II
|
Desa Bungkuk
|
Kec. Parang
|
Nilai 1.320
|
c.
|
Juara III
|
Desa Bogoarum
|
Kec. Plaosan
|
Nilai 1.308
|
d.
|
Juara Harapan I
|
Kel. Tawanganom
|
Kec. Magetan
|
Nilai 1.270
|
e.
|
Juara Harapan II
|
Desa Selorejo
|
Kec. Kawedanan
|
Nilai 1.181
|
f.
|
Juara Harapan III
|
Desa Botok
|
Kec. Karas
|
Nilai 999
|
Dengan hasil ini maka
Desa Plangkrongan Kecamatan Poncol dinyatakan berhak untuk mewakili Kabupaten
Magetan dalam Perlombaan Desa / Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2012
sebagaimana hal
ini telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Magetan Nomor 188/126/Kept/403.205/2012 Tanggal 10 Mei 2012 Tentang Penetapan Pemenang Perlombaan Desa /
Kelurahan Kabupaten Magetan Tahun 2012.
Plangkrongan merupakan salah satu sistem pemerintahan di
Kecamatan Poncol yang berbentuk Desa. Wilayah Desa Plangkrongan terletak di sebelah Timur jantung Pemerintahan Kecamatan Poncol.
Dengan
ketinggian 900 m s/d 1.100 m dari
permukaan air laut, Desa Plangkrongan tergolong daerah pengunungan yang berhawa
sejuk, dan memiliki topografi berbukit dan berlereng. Dengan hutan jati, pinus dan cemara yang banyak tersebar di sepanjang jalan
di wilayah Plangkrongan, tidaklah aneh jika Daerah yang mempunyai luas wilayah 782,995 Ha ini, banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal dan domestik
yang bertujuan untuk sekedar melepas penat setelah bekerja. Selain itu para wisatawan juga banyak yang berburu buah durian yang
merupakan hasil unggulan warga Plangkrongan.
Secara administratif Desa Plangkrongan memilki 4 (Empat)
Dukuhan yakni : Dukuh Keron, Plangkrongan, Jati dan Beji yang terbagi dalam 39
(Tiga puluh sembilan) RT dan 4 (Empat) RW. Adapun wilayah Desa Plangkrongan secara riil,
langsung berbatasan dengan :
1. Desa Selotinatah Kecamatan Ngariboyo (sebelah Timur)
2. Kelurahan Alastuwo Kecamatan Poncol (sebelah Barat)
3. Desa Bogoarum Kecamatan Plaosan (sebelah Utara)
4. Desa Cileng Kecamatan Poncol (sebelah Selatan)
Luas wilayah Desa Plangkrongan adalah 782,995 Ha yang terbagi dalam jenis penggunaan antara lain sebagai berikut :
- Tanah Pertanian (sawah) : 72,705 Ha
- Pemukiman : 86,290 Ha
- Pekarangan : 619,500 Ha
- Bangunan / Perkantoran : 0,500 Ha
- Sekolahan : 0,500 Ha
- Pertokoan : 0,200 Ha
- Pasar : - Ha
- Jalan : 1,200 Ha
- Lapangan : 0,700 Ha
- Kuburan : 3,500 Ha
- Perkebunan Rakyat : - Ha
- Hutan Rakyat / GNRHL : - Ha
- Hutan Lindung / Negara : - Ha
Menurut data Statistik tercatat bahwa penduduk Desa
Plangkrongan sampai dengan akhir Tahun 2011 adalah 6.123 jiwa yang terdiri dari :
a. Peduduk Laki-laki : 2.967 jiwa
b. Penduduk Perempuan : 3.156 jiwa
c. Jumlah KK : 1.200 KK
Dengan
luas wilayah 782,995 Ha maka dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk Plangkrongan,
rata-rata adalah 128
jiwa / km.
Adapun mata pencaharian penduduk Plangkrongan antara lain
:
- Pegawai Desa : 13 Jiwa
- Petani : 3.177 Jiwa
- Buruh Tani : 1.070 Jiwa
- Sektor Jasa / Perdagangan : 1.086 Jiwa
- PNS : 46 Jiwa
- Pensiunan PNS / TNI / POLRI : 15 Jiwa
- Pegawai Swasta : 22 Jiwa
- Bidan : 1 Jiwa
- Tukang Becak : 4 Jiwa
- Tukang Batu/Kayu : 221 Jiwa
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhPYfx71_x5DqXE6f1D_gLA3u8CZckgOSDD5V4k2JOtJIzOnfiz9Q_moQHWQemXVt20lnEdMDGYFTFULWGuvHp95sKZTxzI0DNMMziRX25ygI99X1tBfLghJL_qEmEtjlGMSjbk6s68NCaI/s320/L81.jpg)
Hubungan yang harmonis di antara lembaga desa yang ada ikut membantu
mempercepat implementasi program-program pembangunan yang dicanangkan. Sehingga
hasilnya dapat terlihat dari :
1. Bidang Pendidikan
Berhasil menurunkan jumlah penduduk buta huruf dan putus sekolah hingga 30
%. Jumlah penduduk yang menamatkan sekolah sesuai dengan program wajar dikdas 9
tahun dan 12 tahun terus meningkat. Sdm masyarakat Desa Plangkrongan juga terus
meningkat sejalan digalakkannya program-program pelatihan dan penyuluhan berbasis
education for all. Pendidikan keagamaan
yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan moral masyarakat juga senantiasa
terbina melalui lembaga taman pendidikan al qur’an, madrasah diniyah, majelis
taklim, tahfidz al qur’an dan jamaah yasinan.
2. Bidang Kesehatan
Keterpaduan kerja antara tim kesehatan desa dan dukungan dana swadaya
masyarakat untuk balita dan ibu hamil melalui dasolin dan tabulin yang
terkoordinasi dalam gerak desa siaga telah berhasil menurunkan angka kematian
bayi, meningkatkan gizi balita dan tercapainya optimalisasi kesehatan ibu hamil
dan menyusui. Peran poskesdes sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan desa,
dan jaminan persalinan bagi masyarakat Desa Plangkrongan telah nyata ikut andil
dalam menciptakan masyarakat yang sehat dan sejahtera. Kegiatan phbs telah
menjadi kebiasaan dan budaya masyarakat Desa Plangkrongan.
3. Bidang Ekonomi
Potensi bidang ekonomi yang paling menonjol adalah di sektor peternakan. Lebih
dari 730 kk membudidayakan sapi kereman. Adapun sebagian yang lainnya juga mengembangkan
ternak kambing, ayam, dan ikan.
Di bidang pertanian selain mengembangkan tanaman pangan dan hortikutura,
sebagian warga juga mengembangkan potensi terpendam dari Desa Plangkrongan,
yaitu pembibitan durian super jenis saman
dan ginah yang merupakan varietas terbaik durian lokal di jawa
timur sesuai penelitian Prof. Sumeru dari Durian Research Center Universitas Brawijaya. Durian yang dikembangkan di
plangkrongan selain mempunyai nilai historis sebagai cikal bakal durian di
tlatah mataram, ternyata rasanya sangat enak, daging buahnya tebal dan bijinya
kempes. Karena itulah durian plangkrongan ditetapkan sebagai durian lokal
terbaik di Jawa Timur dan sebagai juara harapan dalam kompetisi durian tingkat
nasional.
Di sektor home industry, masyarakat Desa Plangkrongan mengembangkan
kerajinan anyaman, kemuncing/sulak, keripik dan pembuatan alat-alat rumah
tangga.
4. Bidang Keamanan Dan
Ketertiban
Berkat hidupnya sistem keamanan swakarsa dan optimalnya peran fungsi
anggota linmas dan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban, maka
kondisi trantib di Desa Plangkrongan dapat kondusif, aman dan terkendali,
bahkan dalam kurun lima tahun terakhir ini tidak pernah terjadi kejadian
kriminalitas.
5. Bidang Partisipasi
Masyarakat
Tingginya partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat dilihat dari
meningkatnya nilai swadaya gotong royong dan tingkat kehadiran pada acara
musrenbang, pemilihan umum, pemilihan kepala daerah dan pemilihan kepala desa. Hal
yang cukup membanggakan dari Desa Plangkrongan adalah tertibnya masyarakat
dalam membayar pbb. Setiap tahun pasti tidak pernah terlambat lebih dari bulan
mei. Bahkan pada tahun ini pada bulan april yang lalu, pbb Desa Plangkrongan
telah lunas 100%.
6. Bidang Pemerintahan Desa
Dengan semangat pelayanan prima dan ketulusan 13 orang perangkat desa, 11
orang anggota bpd, 10 orang anggota lpm dan 25 orang pengurus TP-PKK, upaya
percepatan pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan pelayanan publik dapat
berjalan dengan baik. Bahkan pada tahun 2010 Desa Plangkrongan dapat
menghasilkan 12 perdes, pada tahun 2011 15 perdes dan pada tahun 2012 ini dapat
menghasilkan 9 perdes. Pembentukan perdes tersebut dapat terwujud selain karena
kepedulian terhadap aspirasi masyarakat yang berkembang, juga karena adanya
kesungguhan dan pemahaman yang memadai di bidang pemerintahan desa.
7. Bidang Kelembagaan
Masyarakat
Pembinaan dan koordinasi pemerintah desa dengan lembaga masyarakat yang ada
guna melestarikan semangat gotong royong dan partisipasi masyarakat dalam
proses pembangunan terus dilakukan di Desa Plangkrongan. Peran aktif masyarakat
terutama kaum perempuan terus meningkat seiring nafas kesetaraan gender. Sehingga
kesamaan langkah dan keharmonisan antara pemerintah desa dan lembaga masyarakat
dapat mengakselerasi laju pertumbuhan kesejahteraan warga Desa Plangkrongan.
8. Bidang PKK
Bersamaan dengan peran aktif pengurus dan kader PKK Desa Plangkrongan dalam
berbagai kegiatan yang tercakup pada 10 program pokok PKK, telah membuka mata
hati masyarakat Desa Plangkrongan tentang pentingnya peran seorang wanita. Hasil
nyata kegiatan PKK di berbagai bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat,
menjadikan PKK Desa Plangkrongan menjadi gerakan yang diperhitungkan dan
menjadi primadona bagi kaum hawa menuju kemandiriannya.
Keterpaduan dan sinergitas 8 bidang indikator sesuai dengan permendagri
nomor 13 tahun 2007 yang telah disampaikan di atas, menjadikan Desa
Plangkrongan selangkah lebih maju dari keadaan yang ada sebelumnya. Pembangunan dalam konsep yang sederhana dapat diartikan sebagai usaha atau
rangkaian usaha dan pertumbuhan yang berencana, dilaksanakan secara sadar oleh
bangsa negara dan pemerintah menuju moderenitas dalam rangka pembangunan
bangsa.
Pembangunan Desa yang merupakan
bagian intergral yang tidak dapat dipisahkan dari Pembangunan Daerah dan
Pembangunan Nasional, yang sudah barang tentu merupakan tanggung jawab bersama
antara pemerintah dan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat menjadi obyek sekaligus
subyek pemeran aktif dalam pembangunan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
Pembangunan Desa (baca : pembangunan
masyarakat desa ) adalah pembangunan yang diarahkan kepada masyarakat itu
sendiri (People Centered), mengutamakan segi kehidupan manusia dan
mementingkan aspek-aspek humanisme. Pembangunan masyarakat
di Desa / Kelurahan juga mengedepankan sumber daya insani dan mengahargai segi
pandang masyarakat dalam menangani dan memecahkan masalahnya. Inisiatif
masyarakat lebih dihargai dalam usaha perencanaan dan strategi pembangunan
yaitu strategi yang menggalakkan inisiatif pembangunan dari bawah (Grass Root
Inisiative Service). Tujuannya tidak lain adalah guna menciptakan kondisi
untuk tumbuhnya masyarakat dalam kondisi tumbuh dan berkembang secara swadaya. Desa Plangkrongan,
senantiasa berupaya untuk terus maju untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut.
Kemandirian adalah cita cita yang tidak dapat ditawar lagi untuk diwujudkan.
Plangkrongan Maju Seleksi Kunjung Lapang Tingkat Provinsi
Tepatnya pada
hari Jum’at tanggal 11 juni 2012, Desa Plangkrongan sebagai wakil dari kabupaten magetan dikunjungi oleh tim penilai
dari provinsi jawa timur. Setelah mengikuti dua tahap seleksi sebelumnya, yakni
seleksi administrasi dan seleksi paparan yang diselenggarakan di Ruang “Amarta” Bapemas Provinsi Jawa Timur di jalan A. Yani 157c Surabaya. Tim
penilai memutuskan untuk memasukkan Desa Plangkrongan ke dalam kelompok 4 besar
dalam perhelatan besar lomba desa di tingkat jawa timur. Tentang bagaimana hasil seleksi kunjung lapang
tingkat provinsi, hingga saat laporan ini ditulis, kami belum mengetahuinya.
Namun yang pasti perkembangan potensi dan prestasi pembangunan Desa Plangkrongan yang diraih saat ini adalah hasil
perjuangan keras dari titik nol, yang dilakukan oleh Kepala Desa Wartoyo beserta
aparatnya bekerjasama
dengan lembaga desa yang ada. Nilai kerja keras inilah yang
patut diapresiasi dan dinilai sebagai prestasi tersendiri. Semoga desa desa
lainnya di tlatah kadipaten magetan segera mengukir prestasi sebagaimana
plangkrongan. Aamiin.
joss pak
BalasHapus